Rabu, 21 Agustus 2013

Aktiva Tetap Tak Berwujud

Aktiva Tetap Tak Berwujud

BAB II
2.1 DEFINISI AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
Aktiva tetap berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umur ekonomisnya panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk fisik. Aktiva ini berupa hak – hak istimewa atau pemilikan posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Bukti pemilikan aktiva tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi, atau dokumen lain.
1. Pemerintah-seperti hak paten, hak cipta, frenchis, merek dagang, dan nama dagang.
2. Perusahaan lain-misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Perjanjian tertentu-seperti frenchise dan lease.
2.2 KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD
Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud antara lain sebagai berikut :
2.2.1 HAK PATEN
Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual, dan mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hak tersebut diberikan.
Harga perolehan suatu aktiva tak berwujud adalah kas (ekulivalensinya) yang dibayarkan untuk memperoleh hak patennya, yang meliputi biaya penelitian, biaya percobaan, biaya pengembangan, biaya pendaftaran, dan biaya lain – lain.
2.2.2 HAK CIPTA
Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu karya seni atau karya tulis. Misalnya hak cipta yang diberikan kepada penulis buku, pencipta lagu, dan lain – lain. Hak cipta dapat diperoleh dengan penemuan sendiri, dapat pula dengan membeli. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.
2.2.3 MEREK DAGANG
Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkaian kata, logo atau simbol yang membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau produk tertentu. Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga perolehan hak tersebut adalah harga belinya.
2.2.4 FRANCHISE DAN LISENSI
Franchise adalah perjanjian (kontrak) antara pemberi franchise (franhisor) dengan penerima franchise (franchisee). Dalam perjanjian tersebut, franchissor memberi hak kepada franchise untuk menjual produk tertentu, atau untuk memberikan hak kepada franchise untuk menjual produk tertentu, atau untuk memberikan suatu jasa tertentu, atau untuk menggunakan merek dagang tertentu, sedangkan lisensi adalah izin operasinya. Misalnya franchise yang dijual oleh Kentucky Fried Chicken, Mc Donald (hamburger, pizza, dan sebagainya).
2.2.5 BIAYA ORGANISASI
Biaya yang timbul dalam pembentukan suatu organisasi perusahaan disebut biaya organisasi. Biaya organisasi akan bermanfaat selama hidup perusahaan menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar.
2.2.6 GOODWILL
Aktiva tak berujud terbesar yang biasanya nampak dalam neraca perusahaan adalah goodwill. Goodwill adalah sela atribut yang memberi nilai atau citra yang menguntungkan yang melekat pada suatu perusahaan.
Goodwill merupakan suatu aktiva yang tidak berwujud yang berbeda dari aktiva tak bewrujud lainnya. Goodwill tidak bisa dijual tanpa mengalihkan atau menjual perusahaannya, karena goodwill hanya dapat diidentifikasikan dengan perusahaan sebagai keseluruhan. Goodwill hanya akan dicatat apabila timbul dari transaksi pertukaran yang meliputi pembeliaan perusahaan secara keseluruhan.
2.3. AMORTISASI
Secara umum, akuntansi untuk aktiva tak berwujud adalah sejalan dengan akuntansi untuk aktiva tetap. Seperti halnya aktiva tetap, aktiva tak berwujud juga dicatat atas dasar harga perolehan, dan harga perolehan ini dihapus secara rasional dan sistematis selama masa manfaat aktiva tak berwujud tersebut.
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akuntansi aktiva tak berwujud bila dibandingkan dengan akuntansi aktiva tetap. Pertama, istilah yang digunakan untuk menghapus aktiva tak berwujud adalah amortisasi (bukan depresiasi). Untuk mencatat amortisasi tak berujud, maka rekening Biaya Amortisasi didebet, dan rekening aktiva tak berujud yang bersangkutan dikredit,
Berbeda dengan aktiva tetap, amortisasi aktiva tak bewrujud hanya mengenal satu metoda, yaitu metoda garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud pada berbagai perusahaan relative mudah diperbandingkan.
· Hak Paten
Harga perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak tersebut atau selama masa manfaatnya, tergantung mana yang lebih pendek. Untuk memberikan gambaran mengenai perhitungan biaya paten, misalnya PT Tangkuban Perahu membeli hak paten dengan harga perolehan Rp. 60.000.000. Masa manfaat hak tersebut diperkirakan adalah 8 tahun. Dengan demikian amortisasi per tahun adalah Rp. 7.500.000 (Rp. 60.000.000 : 8). Jurnal untuk mencatat amortisasi tahunan adalah sebagai berikut:
Des. 31 Biaya Amortisasi Paten 7.500.000
Hak Paten 7.500.000
(Untuk mencatat amortisasi hak paten)
Biaya paten dikelompokan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
· Hak Cipta
Masa manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa berlakunya. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak cipta biasanya di amortisasi dalam periode waktu yang relatif pendek.
· Merek Dagang
Seperti halnya aktiva tak berwujud lainnya, hak merek harus diamortisasi selama masa manfaat atau masa berlakunya, tergantung mana yang lebih pendek. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak merek, biasanya ditetapkan jangka waktu yang relative pendek.
· Franchise
Harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktu terbatas, maka harga perolehan franchise dan lisensi harus diamortisasi sebagai biaya operasi selama jangka waktu izin pengoperasian hak tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi dilakukan selama jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar.
· Biaya Organisasi
Biaya organisasi diamortisasi salama jangka waktu tertentu sama seperti aktiva tak berwujud.
· Goodwill
Misalkan PT Astina membeli PT Alengka dengan harga Rp 1.500.000.000. nilai wajar aktiva PT Alengka pada saat transaksi Rp 2.400.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp 1.000.000.000. umur ekonomisnya 20 tahun. hitunglah nilai goodwill dan bentuk jurnal yang diperlukan.
Harga beli PT Alengka Rp 1.500.000.000
Nilai wajar aktiva neto Rp. 2.400.000.000
Nilai utang Rp. 1.000.000.000
Total modal PT Alengka Rp 1.400.000.000
Harga beli goodwill Rp. 100.000.000
Amortisasi setiap tahun = Rp 100.000.000 : 20 = Rp 5.000.000
Macam – macam aktiva 2.400.000.000
Goodwill 100.000.000
Macam – macam utang 1.000.000.000
Kas 1.500.000.000
Beban amortisasi goodwill 5.000.000
Goodwill 5.000.000
2.4. ANALISIS BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN
Banyak perusahaan melakukan pengeluaran yang cukup besar jumlahnya untuk riset dan pengembangan dalam rangka mendapatkan produk baru atau proses yang lebih baik. Pada perusahaan raksasa seperti IBM, Toyota, atau Mitsubishi, pengeluaran untuk keperluan ini mungkin melebihi anggaran belanja sebuah Negara sedang berkembang.
Riset dan pengembangan memiliki sejumlah masalah akuntansi :
1. kadang-kadang sulit untuk mengaitkan pengeluaran pada proyek tertentu
2. seringkali terdapat ketidakpastian mengenai manfaat dari pengaluaran tersebut.
Oleh karena itu, pengeluaran untuk riset dan pengembangan biasanya dicatat sebagai biaya pada waktu terjadi pengeluaran. Perlakuan seperti ini tidak memperhatikan apakah pengeluaran akan berhasil atau tidak berhasil.
Sebagai contoh, misalkan PT Muria melakukan pengeluaran sebesar Rp. 30.000.000 untuk biaya riset dan pengembangan. Riset dan pengembangan ini telah menghasilkan dua penemuan yang sangat berhasil dan memperoleh dua hak paten. Walaupun demikian, pengeluaran untuk riset dan pengembangan tidak dapat dimasukan dalam harga perolehan hak paten, melainkan tetap harus diperlakukan sebagai biaya pada periode dikeluarkannya biaya tersebut.
2.5. PENYAJIAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap berwujud. Pelaporan harus cukup jelas, bilamana perlu diberi catatan tambahan, baik dalam laporan itu sendiri maupun dalam catatan atas laporan keuangan. Selain itu, metode amortisasi yang digunakan dan jumlah amortisasi untuk tahun yang bersangkutan juga disebutkan. Contoh penyajian aktiva tetap dalam neraca adalah sebagai berikut :
PT TINOMBALA
Neraca sebagian
Aktiva tetap
Tambang batu bara, atas dasar
harga perolehan, di kurangi depresiasi……… Rp. 95.400.000
Gedung dan peralatan, atas
dasar harga perolehan…. Rp. 2.207.100.000
Kurangi: Akumulasi depresiasi 1.229.000.000
978.100.000
Jumlah aktiva tetap…… Rp. 1.073.500.000
Aktiva tak berwujud
Hak paten……………. 410.000.000
Jumlah………………. Rp. 1.483.500.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar