Aktiva Tetap Tak Berwujud
BAB II
2.1 DEFINISI AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
Aktiva
tetap berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umur ekonomisnya
panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak
mempunyai bentuk fisik. Aktiva ini berupa hak – hak istimewa atau
pemilikan posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh
pendapatan. Bukti pemilikan aktiva tak berwujud bisa berupa kontrak,
lisensi, atau dokumen lain.
1. Pemerintah-seperti hak paten, hak cipta, frenchis, merek dagang, dan nama dagang.
2. Perusahaan lain-misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Perjanjian tertentu-seperti frenchise dan lease.
2.2 KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD
Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud antara lain sebagai berikut :
2.2.1 HAK PATEN
Hak
paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual,
dan mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hak tersebut
diberikan.
Harga
perolehan suatu aktiva tak berwujud adalah kas (ekulivalensinya) yang
dibayarkan untuk memperoleh hak patennya, yang meliputi biaya
penelitian, biaya percobaan, biaya pengembangan, biaya pendaftaran, dan
biaya lain – lain.
2.2.2 HAK CIPTA
Hak
cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak
istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual
suatu karya seni atau karya tulis. Misalnya hak cipta yang diberikan
kepada penulis buku, pencipta lagu, dan lain – lain. Hak cipta dapat
diperoleh dengan penemuan sendiri, dapat pula dengan membeli. Harga
perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk mendapatkan dan
mempertahankan hak tersebut.
2.2.3 MEREK DAGANG
Merek
dagang atau nama dagang adalah kata, rangkaian kata, logo atau simbol
yang membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau
produk tertentu. Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka
harga perolehan hak tersebut adalah harga belinya.
2.2.4 FRANCHISE DAN LISENSI
Franchise
adalah perjanjian (kontrak) antara pemberi franchise (franhisor) dengan
penerima franchise (franchisee). Dalam perjanjian tersebut, franchissor
memberi hak kepada franchise untuk menjual produk tertentu, atau untuk
memberikan hak kepada franchise untuk menjual produk tertentu, atau
untuk memberikan suatu jasa tertentu, atau untuk menggunakan merek
dagang tertentu, sedangkan lisensi adalah izin operasinya. Misalnya
franchise yang dijual oleh Kentucky Fried Chicken, Mc Donald (hamburger,
pizza, dan sebagainya).
2.2.5 BIAYA ORGANISASI
Biaya
yang timbul dalam pembentukan suatu organisasi perusahaan disebut biaya
organisasi. Biaya organisasi akan bermanfaat selama hidup perusahaan
menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar.
2.2.6 GOODWILL
Aktiva
tak berujud terbesar yang biasanya nampak dalam neraca perusahaan
adalah goodwill. Goodwill adalah sela atribut yang memberi nilai atau
citra yang menguntungkan yang melekat pada suatu perusahaan.
Goodwill
merupakan suatu aktiva yang tidak berwujud yang berbeda dari aktiva tak
bewrujud lainnya. Goodwill tidak bisa dijual tanpa mengalihkan atau
menjual perusahaannya, karena goodwill hanya dapat diidentifikasikan
dengan perusahaan sebagai keseluruhan. Goodwill hanya akan dicatat
apabila timbul dari transaksi pertukaran yang meliputi pembeliaan
perusahaan secara keseluruhan.
2.3. AMORTISASI
Secara
umum, akuntansi untuk aktiva tak berwujud adalah sejalan dengan
akuntansi untuk aktiva tetap. Seperti halnya aktiva tetap, aktiva tak
berwujud juga dicatat atas dasar harga perolehan, dan harga perolehan
ini dihapus secara rasional dan sistematis selama masa manfaat aktiva
tak berwujud tersebut.
Namun
demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akuntansi aktiva tak
berwujud bila dibandingkan dengan akuntansi aktiva tetap. Pertama,
istilah yang digunakan untuk menghapus aktiva tak berwujud adalah
amortisasi (bukan depresiasi). Untuk mencatat amortisasi tak berujud,
maka rekening Biaya Amortisasi didebet, dan rekening aktiva tak berujud
yang bersangkutan dikredit,
Berbeda
dengan aktiva tetap, amortisasi aktiva tak bewrujud hanya mengenal satu
metoda, yaitu metoda garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi
aktiva tak berwujud pada berbagai perusahaan relative mudah
diperbandingkan.
· Hak Paten
Harga
perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak tersebut
atau selama masa manfaatnya, tergantung mana yang lebih pendek. Untuk
memberikan gambaran mengenai perhitungan biaya paten, misalnya PT
Tangkuban Perahu membeli hak paten dengan harga perolehan Rp.
60.000.000. Masa manfaat hak tersebut diperkirakan adalah 8 tahun.
Dengan demikian amortisasi per tahun adalah Rp. 7.500.000 (Rp.
60.000.000 : 8). Jurnal untuk mencatat amortisasi tahunan adalah sebagai
berikut:
Des. 31 Biaya Amortisasi Paten 7.500.000
Hak Paten 7.500.000
(Untuk mencatat amortisasi hak paten)
Biaya paten dikelompokan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
· Hak Cipta
Masa
manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa berlakunya.
Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak
cipta biasanya di amortisasi dalam periode waktu yang relatif pendek.
· Merek Dagang
Seperti
halnya aktiva tak berwujud lainnya, hak merek harus diamortisasi selama
masa manfaat atau masa berlakunya, tergantung mana yang lebih pendek.
Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak merek, biasanya
ditetapkan jangka waktu yang relative pendek.
· Franchise
Harga
perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang
diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktu terbatas,
maka harga perolehan franchise dan lisensi harus diamortisasi sebagai
biaya operasi selama jangka waktu izin pengoperasian hak tersebut. Namun
apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi dilakukan
selama jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar.
· Biaya Organisasi
Biaya organisasi diamortisasi salama jangka waktu tertentu sama seperti aktiva tak berwujud.
· Goodwill
Misalkan
PT Astina membeli PT Alengka dengan harga Rp 1.500.000.000. nilai wajar
aktiva PT Alengka pada saat transaksi Rp 2.400.000.000 dan nilai
seluruh utangnya Rp 1.000.000.000. umur ekonomisnya 20 tahun. hitunglah
nilai goodwill dan bentuk jurnal yang diperlukan.
Harga beli PT Alengka Rp 1.500.000.000
Nilai wajar aktiva neto Rp. 2.400.000.000
Nilai utang Rp. 1.000.000.000
Total modal PT Alengka Rp 1.400.000.000
Harga beli goodwill Rp. 100.000.000
Amortisasi setiap tahun = Rp 100.000.000 : 20 = Rp 5.000.000
Macam – macam aktiva 2.400.000.000
Goodwill 100.000.000
Macam – macam utang 1.000.000.000
Kas 1.500.000.000
Beban amortisasi goodwill 5.000.000
Goodwill 5.000.000
2.4. ANALISIS BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN
Banyak
perusahaan melakukan pengeluaran yang cukup besar jumlahnya untuk riset
dan pengembangan dalam rangka mendapatkan produk baru atau proses yang
lebih baik. Pada perusahaan raksasa seperti IBM, Toyota, atau
Mitsubishi, pengeluaran untuk keperluan ini mungkin melebihi anggaran
belanja sebuah Negara sedang berkembang.
Riset dan pengembangan memiliki sejumlah masalah akuntansi :
1. kadang-kadang sulit untuk mengaitkan pengeluaran pada proyek tertentu
2. seringkali terdapat ketidakpastian mengenai manfaat dari pengaluaran tersebut.
Oleh
karena itu, pengeluaran untuk riset dan pengembangan biasanya dicatat
sebagai biaya pada waktu terjadi pengeluaran. Perlakuan seperti ini
tidak memperhatikan apakah pengeluaran akan berhasil atau tidak
berhasil.
Sebagai
contoh, misalkan PT Muria melakukan pengeluaran sebesar Rp. 30.000.000
untuk biaya riset dan pengembangan. Riset dan pengembangan ini telah
menghasilkan dua penemuan yang sangat berhasil dan memperoleh dua hak
paten. Walaupun demikian, pengeluaran untuk riset dan pengembangan tidak
dapat dimasukan dalam harga perolehan hak paten, melainkan tetap harus diperlakukan sebagai biaya pada periode dikeluarkannya biaya tersebut.
2.5. PENYAJIAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
Pada
umumnya aktiva tetap tak berwujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva
tetap berwujud. Pelaporan harus cukup jelas, bilamana perlu diberi
catatan tambahan, baik dalam laporan itu sendiri maupun dalam catatan
atas laporan keuangan. Selain itu, metode amortisasi yang digunakan dan
jumlah amortisasi untuk tahun yang bersangkutan juga disebutkan. Contoh
penyajian aktiva tetap dalam neraca adalah sebagai berikut :
PT TINOMBALA
Neraca sebagian
Aktiva tetap
Tambang batu bara, atas dasar
harga perolehan, di kurangi depresiasi……… Rp. 95.400.000
Gedung dan peralatan, atas
dasar harga perolehan…. Rp. 2.207.100.000
Kurangi: Akumulasi depresiasi 1.229.000.000
978.100.000
Jumlah aktiva tetap…… Rp. 1.073.500.000
Aktiva tak berwujud
Hak paten……………. 410.000.000
Jumlah………………. Rp. 1.483.500.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar